Bacaan: Keluaran 20:22-26
Persembahkanlah di atasnya korban bakaranmu dan korban keselamatanmu...- Keluaran
Berbicara tentang ibadah, sejujurnya kebiasaan kita dalam beribadah sudah mengalami pergeseran makna yang sedemikian jauh. Bagi kita ibadah berarti
menerima sesuatu. Bisa dalam wujud menikmati ibadah yang dikemas dengan cara yang spektakuler, menerima tontonan. Lebih komplit kalau pengkhotbahnya sangat lucu dan bikin kita terpingkal-pingkal, menerima hiburan. Lalu bagaimana seandainya acara ibadahnya kurang bagus? Langsung aja kita protes dan merasa bahwa ibadah yang kita lakukan sia-sia.
Dalam ibadah kita lebih banyak pasif dan menjadi penonton. Satu-satunya hal yang membuat kita paling antusias dan menjadi bersungguh-sungguh adalah di bagian akhir ibadah ketika seorang pendeta mengangkat tangan untuk memberikan doa berkat. Mengapa? Lagi-lagi karena kita sedang menerima!
Bandingkan dengan cara bangsa Israel ketika beribadah dengan Tuhan. Konsepnya sungguh terbalik, ibadah berarti memberi bukan menerima. Ibadah adalah aktif, bukan pasif. Ibadah adalah mempersembahkan korban, bukan mencari keuntungan sendiri. Bangsa Israel diperintahkan membawa korban, entahkah itu berbentuk sapi, kambing, domba, merpati ataukah sesuatu yang lain. Dengan kata lain, mereka menghadap Tuhan tidak dengan tangan hampa.
Berbicara tentang bagaimana seni menyembah, maka kita harus mengawali lebih dulu dengan konsep ibadah yang benar, yaitu memberi dan bukan menerima, meski pada prakteknya Tuhan juga akan memberkati kita dalam ibadah. Tak hanya mengangkat tangan untuk menerima berkat, tapi juga mengangkat tangan untuk memberkati. Tak hanya menerima suguhan penampilan para pemuji yang extravaganza, melainkan kita juga terlibat di dalamnya untuk memberikan penyembahan kepada Tuhan. Belajar dari Maria yang memecahkan botol parfum sebagai bentuk penyembahan kepada Kristus. Itulah seni menyembah! Ibadah adalah memberi, bukan menerima. Ibadah adalah mempersembahkan korban, bukan mencari keuntungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar