Senin, 21 Juni 2010

Pengakuan

Bacaan: I Yohanes 1:5-10

Jika kita mengaku dosa kita,... sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita.- I Yohanes 1:9



“Aku salah”. Ini adalah kalimat yang paling jarang terucap dari mulut kita, sekaligus sangat sulit untuk dieja dan diucapkan. Tak ada yang salah dengan kata
itu, tapi jika kita ingin mengucapkannya, tiba-tiba saja lidah kita jadi kelu dan tenggorokan kita pun rasanya tersekat. Gengsi: apa kata orang kalau tahu aku
berbuat hal ini? Pembenaran diri: selalu mencari dalih dan alasan, bahkan mencari kambing hitam untuk kesalahan yang telah dilakukannya.

Kisah klasik menceritakan tentang Kaisar Frederick Agung yang mengunjungi penjara Postdam. Ia berbicara dengan para napi dan masing-masing menyatakan
bahwa dirinya tidak bersalah dan menjadi korban dari sistem. Namun, satu orang tetap diam saja. Sampai akhirnya Frederick Agung bertanya, “Bagaimana dengan Anda? Siapa yang Anda persalahkan?” Jawabannya diluar dugaan, “Sayalah yang bersalah dan benar-benar patut dihukum. Kaisar pun membebaskannya!

Pengakuan dosa membuka pintu bagi pengampunan. Pembenaran diri menutup pintu bagi kasih karunia. Dalam hal ini, Tuhan pun akan bersikap seperti Kaisar
Frederick Agung. Membebaskan mereka yang mengaku bersalah. Hanya sayang, manusia itu memang sangat sulit untuk mengakui kelemahannya. Coba lihat Adam yang membenarkan dirinya sebaliknya menyalahkan Hawa. Hawa juga terlalu gengsi untuk mengakui dosa yang telah diperbuatnya dan memilih untuk menuding ular sebagai biang dari semuanya ini.

Bagaimana Tuhan bisa memulihkan keadaan kita, sementara kita menyangkalnya?
Bagaimana Tuhan bisa menyembuhkan kita, sementara kita berkata, “Aku sehat.”
Bagaimana Tuhan bisa berkomunikasi, sementara kita menyembunyikan rahasia?
Bagaimana Tuhan bisa memberikan pengampunan sedangkan kita tidak mengaku salah?
Remuk hati dan keberanian untuk mengaku salah, itulah yang membuka gerbang pengampunan bagi kita.

Mengaku dosa membuka pintu bagi pengampunan. Membenarkan diri menutup pintu bagi kasih karunia.
» Renungan ini diambil dari Renungan Harian Spirit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar